Ayahmu

Pagi ini aku melihat ayahmu tengah asik mengotak-atik mobilnya. Iya, masih dengan mobil berplat “D 1446 FL”. Tidak ada yang berubah dari kebiasaannya, hanya mungkin sekarang ubannya lebih lebat dari milik Risdani teman kita. Entah apa yang membuatku ingin menulis ini, mungkin ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padamu.
Kamu ingat bagaimana tiap kita bermain ke Rumah teman, kita, maksudku aku, kamu, dan geng “angkot nol empat” lainnya sering diantar pulang ayahmu. Aku pun tak tahu siapa yang menamai geng kita itu, tapi aku selalu senang tiap kali kita se-angkot. Rasanya Tuhan telah memberiku anugerah dengan hanya membiarkanku memandangmu leluasa biarpun hanya beberapa menit.
Kamu juga pasti ingat bagaimana saat kita diantar Ayahmu pulang, Ayahmu pernah salah menunjukkan rumah nenekmu. Lalu dia berteriak, “MAMII!!” di depan rumah yang bahkan dia pun tak tahu itu rumah siapa. Sontak kejadian itu membuatku harus menahan tawa sekuat tenaga. Mungkin bukan hanya untuk menghormati Ayahmu aku menahan tawa, tapi juga ingin menikmati tawamu yang begitu renyah terdengar di gendang telingaku.
Mungkin bagi teman-teman kita yang mengetahuinya, itu hanya kejadian sepele, tapi mungkin kamu juga harus tahu bahwa tidak ada yang namanya kejadian sepele–yang menyangkut kamu–untuk seseorang yang sedang jatuh cinta.
Oh iya, satu lagi, Kamu ingat 3 tahun lalu Aku pernah menyatakan perasaanku padamu?
Ternyata sekarang Aku masih mencintaimu.

Comments

Popular posts from this blog

Apa yg Ada di benak laki-laki Saat Melihat Wanita Menangis

Kisah Kucing Kesayangan Nabi SAW, dan Keistimewaan Kucing Dalam Islam

Pelangi Terindah